Sejarah masjid tentu erat kaitannya dengan dakwah yang dilakukan oleh Baginda Rasulullah SAW dalam menyiarkan syariat Islam. Selain kegiatan utamanya untuk menunaikan perintah shalat 5 waktu sehari semalam, di masjid juga berlangsung kegiatan keagamaan, pendidikan, pemerintahan, pertahanan negara dan lainnya.
Pembinaan masjid yang diajarkan oleh Rasululah SAW telah melahirkan tokoh-tokoh hebat yang tak tertandingi hingga akhirat kelak. Mereka adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar Bin Khattab, Utsman Bin ‘Affan serta Ali Bin Abi Thalib.
Saat ini, negara kita Indonesia merupakan salah satu negara dengan bangunan masjid terbanyak di dunia. Tentu saja fenomena ini menjadi kebanggaan bukan hanya bagi umat Islam bahkan umat lainnya juga ikut mengakuinya.
Peningkatan mutu umat Islam melalui masjid dilaksanakan untuk memantapkan keimanan, keilmuan serta pengamalan dari tuntunan yang telah diajarkan agar kelak kita bisa menyambut kebangkitan Islam dengan semangat yang membara.
Remaja di bawah naungan masjid menurut saya merupakan padanan kata yang tepat menggambarkan bahwa saat ini anak muda, generasi penerus agama dan bangsa harus terus berlomba memperbaiki diri dan mempercantik wajah masjid dengan kreasi yang dimilikinya serta menghidupkan masjid tak hanya pada waktu shalat saja, melainkan pada kegiatan pendidikan seperti Taman Pendidikan Al-Quran, tempat untuk tadarussan hingga menyetorkan hafalan kepada ustadz/ustadzahnya.
Remaja di bawah naungan masjid adalah gambaran tentang akan bangkitnya semangat juang para mujahid dalam mempertahankan aqidah di tengah propaganda dalam dan luar negeri agar terus menegakkan agama Allah SWT ini dengan segenap kemampuan yang ada.
Masjid menjadi wadah para remaja menimba ilmu pengetahuan agama, tempat mencurahkan isi hati ketika gundah gulana, tempat untuk berbagi cerita suka dan duka dengan murabbinya serta tempat untuk bercengkerama dengan sesama Muslim karena sesama muslim adalah bersaudara dan saudara akan kuat bila mendukung satu dengan lainnya.
Pembinaan remaja dalam Islam memiliki peranan penting dan sesuai dengan anjuran Rasulullah SAW dalam salah satu haditsnya yang artinya:
“Apabila meninggal anak Adam, maka terputuslah semua amalannya, kecuali tiga perkara; yaitu shadaqah jariyah, anak yang shaleh/shalehah dan imu yang bermanfaat.”
Hadits ini menjelaskan bahwa ketiga poin tersebut erat kaitannya dengan peran para generasi muda terutama remaja untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi kematian. Sebab, kematian itu bukanlah melihat usia yang sudah lanjut saja, tapi seorang bayi yang baru lahir atau bahkan belum lahir pun apabila sudah ajalnya ia juga akan meninggal dunia.
Hadits di atas juga menjelaskan bahwa pentingnya mendidik anak-anak orang Islam dengan pendidikan agama agar kelak ia paham bagaimana menghadiahkan pahala jariyah kepada kedua orangtuanya dan bukan memberikan dosa jariyah.
Selain itu, anak-anak yang dilahirkan, dibesarkan dan diberikan pendidikan agama agar mereka tahu bagaimana menjadi seorang anak yang berbakti pada kedua ibu bapak dan senantiasa mengirimkan doanya kepada mereka yang telah tiada, sebab, doa anak yang shaleh/shalehah akan Allah SWT ijabah dan disampaikan kepada ruh arwah kedua orangtua yang telah mendahului.
Perkara berikutnya ialah ilmu yang bermanfaat, menandakan bahwa pendidikan agama saat ini memanglah suatu kebutuhan bukan suatu cadangan.
Kebutuhan dalam artian mengenalkan anak dengan agama yang benar, memberikan pendidikan agama yang benar, mendekatkan diri dengan masjid dan kegiatan keagamaan lainnya supaya kelak mereka terbiasa menjadi seorang pribadi yang senantiasa mengingat masjid.
Kemanapun ia melangkah, setinggi apa pun pendikan yang ia terima, sebanyak apa pun harta yang dimilikinya, tak akan menggoyahkan keyakinan agamanya sebab telah terpatri dari sejak dini. Seperti kata pepatah orang Melayu, ala bisa karena biasa.
Sekarang ini, Islam tengah diobok-obok oleh orang munafik dan orang kafir dengan berbagai cara, mulai dari tontonan, budaya, pakaian, hiburan hingga perkara agama semuanya telah dijajah. Satu-satunya benteng yang dapat melindungi para remaja adalah dengan senantiasa mendekatkan diri ke masjid serta berkumpul dengan orang shaleh agar dirinya terjaga, imannya terjaga dan aqidahnya semakin mantap.
Pembinaan para remaja dalam agama Islam tak lain tujuannya adalah agar nantinya mereka menjadi generasi yang berakhlakul karimah, menjunjung tinggi adab dan sopan santun, memiliki kemampuan dan kemauan dalam meneruskan syiar Islam serta kontribusi positif lainnya sesuai dengan harapan umat.
Remaja di bawah naungan masjid bukan semata menjadi remaja masjid, namun intinya adalah remaja yang senantiasa mendekatkan diri ke masjid.
Salah satu ciri adanya kedekatan remaja dan masjid adalah adanya kegiatan pengajian rutin, yang dilaksanakan baik oleh pengurus masjid maupun unsur kepemudaan bersama dengan imam masjid maupun ustadz yang sengaja mereka undang sebagai murabbi pengajian.
Hal ini dapat dilihat di salah satu kampung bernama Bandar Baru tepatnya di Kecamatan Bendahara Kabupaten Aceh Tamiang.
Di desa ini, para remaja telah memiliki agenda khusus yaitu mengikuti pengajian terbuka yang biasa diikuti baik oleh remaja putra maupun putri dipandu oleh seorang ustadz.
Pengajian ini selain membaca Al-Quran, juga dibarengi dengan ceramah seputar Islam. Kegiatan ini tentunya didukung penuh oleh perangkat kampung dan tak jarang pula perangkat kampung seperti datok penghulu maupun staf lainnya ikut dalam pengajian tersebut.
Di sela-sela pengajian, dihidangkan pula sedikit camilan berupa makanan ringan dan minuman agar pengajian semakin nikmat untuk dijalani.
Kegiatan ini menjadi salah satu langkah mendakwahkan Islam yang dimulai dari generasi muda karena di pundak generasi mudalah harapan bangsa dan tanggung jawab membela agama dipikulkan.
Kalaulah para remajanya tidak mau mengikuti pengajian dan mendajwahkan Islam, niscaya Islam ini akan terus menerus dijadikan objek cacian, fitnah bahkan label teroris.
Walaupun Allah SWT telah menjanjikan Islam tidak akan pernah hilang dari muka bumi ini, tapi sebagai manusia yang ditugaskan untuk beribadah kepada Allah SWT serta menjaga agama-Nya, kita tetap memiliki kewajiban untuk menjaga agama sebagai ladang jihad.
Selain mengikuti pengajian rutin di masjid, para remaja di Kampung Bandar Baru Kecamatan Bendahara juga aktif dalam kegiatan sosial lainnya seperti halnya ketika ada warga yang meninggal dunia. Para remaja ini ikut serta dalam melaksanakan fardhu kifayah secara lengkap dan pada malam harinya juga ikut berta’ziah (tahlilan) mengirimkan doa kepada ruh arwah yang telah mendahului.
Tentunya ini salah satu dampak positif yang dirasakan bukan hanya oleh para remaja saja bahkan para orang tua kampung pun ikut merasa senang dengan perkembangan ini.
Remaja di bawah naungan masjid dalam contoh lainnya ialah pada kegiatan perayaan hari besar Islam. Kegiatan ini disusun secara bersama-sama melibatkan perangkat kampung sebagai pengarah agar kegiatan berjalan sebagaimana mestinya.
Melalui kegiatan ini, diharapkan agar kelak para remaja mampu memanfaatkan sumberdaya yang ada untuk membawa perubahan berarti baik di tingkat kampung maupun bagi dirinya sendiri.
Peningkatan kualitas keimanan para remaja melalui masjid mestilah dilaksanakan secara serius, konsisten dan sistematis agar menghasilkan pribadi yang tangguh dan dapat menjalankan estafet perjuangan. Sebab, dengan baiknya kepribadian para remaja ini, maka akan menampilkan sosok pemuda Islam yang berjiwa negarawan serta memiliki wawasan keislaman yang luas.
Sebagai generasi penerus dan pewaris masjid, para remaja ini wajib menunjukkan kepribadian yang Islami dan berakhlakul karimah ditandai dengan ikut memakmurkan masjid dengan shalat lima waktu secara berjamaah di masjid, menjaga adab pergaulan baik sesama lelaki dan lawan jenis, berwawasan Islam yang mumpuni serta ikut terlibat dalam pembangunan masjid seperti menjadi pengurus masjid.
Sebagai remaja yang berada di bawah naungan masjid, perilaku yang tercela harus dihindari bahkan ditinggalkan. Sebab, masa remaja ini adalah masa yang rentan dengan pergaulan yang kurang baik juga pendidikan yang kurang tepat.
Dengan adanya kegiatan positif di masjid yang salah satunya adalah pengajian rutin ini, diharapkan akan mampu membentengi diri serta mental para remaja untuk tidak terjerumus dalam jebakan dunia ini. Sebab, dunia merupakan tempat persinggahan sementara dan akhirat adalah tujuan akhirnya.
Tanpa persiapan di dunia, maka mustahil para remaja ini akan menjadi penghuni surga.
Remaja di bawah naungan masjid merupakan cikal bakal lahirnya pemimpin yang revolusioner, agamis dan tentunya berintelektual sebagaimana para pendahulu yang berjuang dengan berbagai cara untuk menegakkan agama Allah agar tetap ada di muka bumi.
Melalui remaja dan masjid, Islam akan kuat, bangkit dan berjaya kembali seperti janji Allah SWT. Remaja di bawah naungan masjid tak ubahnya seperti batang lidi yang diikatkan ke batang kayu. Semakin banyak lidi dikumpulkan dan disatukan, maka semakin kokoh pula ikatannya. Ketika ikatan itu semakin kokoh, maka setiap sampah akan mudah dibersihkan. Artinya, para remaja ini mendekatkan diri ke masjid untuk menyatukan tujuan dan saling melindungi satu sama lainnya, Insya Allah berkah serta pertolongan Allah akan turun kepada mereka.
Editor: Khairil Miswar