“Lentera” Zikir, di Dayah FMA Furu’ Khamis

BUKIT SELAMAT- Dayah Futuhul Muarif Al-Aziziyyah (FMA) yang terletak di Desa Bukit Selamat Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur Provinsi Aceh ini merupakan dayah cabang kelima (Furu’ Khamis) dari dayah MUDI MESRA Samalanga, yang berada di bawah pimpinan Abi Muhammad Isa.

Dayah FMA Furu’ Khamis didirikan pada tahun 2016 di desa Bukit Selamat. Tahun kedua berdirinya dayah ini sudah mulai mengalami kemajuan dan perkembangan, yang ditandai banyaknya santri di dayah ini, tidak hanya dari desa ini saja, tetapi juga terdapat santri yang berasal dari luar desa.

Dayah ini mengajarkan i’tiqad ahli sunnah wal-jama’ah yang pengajarannya tasawuf, tauhid dan fiqah (Tastafi). Di Desa Bukit Selamat ini, di samping dayah FMA terdapat juga dayah yang lain yang sudah didirikan sejak lama, seperti dayah Nurul Fata, yang sudah banyak dikenal oleh masyarakat luar, banyak juga balai-balai pengajian yang mengajarkan pola pengajaran seperti sistem di dayah yaitu dengan mengajarkan kitab kuning. Hal ini memperlihatkan betapa nilai-nilai keagamaan yang masih sangat kental di desa ini. Saya sendiri merasa beryukur dan senang berada di tengah-tengah desa yang seperti ini.

Jika membahas mengenai dayah FMA ini, ada sesuatu hal yang menarik untuk dibincangkan, karena di dayah FMA Furu’ Khamis ini berbeda dengan dayah yang lainnya. Maksudnya di sini bukan berbeda dari segi ajarannya, melainkan dayah FMA ini mencoba untuk menarik perhatian masyarakat Desa Bukit Selamat untuk ikut serta dalam rutinitas yang diadakan dayah tersebut, yaitu dengan mengundang Majelis Anwarul Habib yang dipimpin oleh Habib Fahmi Assegaf, yang dilaksanakan pada malam Rabu. Tujuannya ialah untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW, dengan menyemarakkan shalawat bersama, inilah yang dapat menonjolkan keunggulan dayah tersebut, walaupun dayah ini termasuk dayah yang dikatakan baru.

Banyak hal yang dikatakan menarik dari dayah ini, yang jarang dilakukan dayah-dayah pada umumnya. Dayah ini mencoba menonjolkannya dengan memberikan terobosan baru, agar dapat menjadi acuan untuk dapat dicontoh.

Kehadiran habib di dayah FMA ini, seperti sebuah “lentera” yang menjadikan orang-orang berdatangan ke dayah FMA ini, dan menumbuhkan rasa semangat yang begitu besar untuk berzikir dan bershalawat bersama dengan habib, serta salah satu bentuk wujud kecintaan kita terhadap sosok Baginda Nabi Besar Muhammad SAW adalah dengan memperbanyak shalawat kepadanya. Sehingga banyak dari mereka terdorong untuk dapat menghadiri acara ini, karena mereka yang hadir dalam acara ini percaya bahwa habib merupakan kecintaan Rasulullah SAW, dengan dekat dan menghadiri acara ini dapat menjadikan kita lebih dekat pula dengan Allah SWT dan Rasulullah SAW.

“Saya merasa bangga menjadi salah satu santri dari dayah FMA ini. Karena, dengan terselenggaranya acara ini dapat menambah ketaqwaan kita kepada Allah dan rasa cinta yang besar kepada Rasulullah SAW,” ucap Dina Rahmadana yang merupakan salah satu santri di dayah FMA Furu’ Khamis.

“Acara ini sudah berjalan lebih dari dua tahun yang di mulai sejak tahun 2019. Alhamdulillah, dari tahun 2019 sampai sekarang acara ini masih berjalan dengan lancar dan sukses, yang berawal dari ide para jama’ah pengajian Tastafi malam Rabu, karena sebelum acara ini dijadikan sebagai agenda rutin, memang sebelumnya sudah terbentuk para jama’ah pengajian Tastafi, usulan dari para jama’ah di terima oleh pimpinan dayah FMA ini yaitu yang mulia Abi Muhammad Isa, sehingga acaranya sukses dan terselenggara hingga saat ini, dan pastinya juga mendapat dukungan dari masyarakat”, ujar Tengku Affandi yang merupakan salah satu Tengku di dayah FMA Furu’ Khamis.

“Acara ini memang sudah menjadi agenda rutin setiap bulannya di dayah ini. setiap acara ini diselenggarakan, puluhan bahkan ratusan para jamaah terlihat hadir memenuhi acara tersebut, serta tokoh masyarakat turut menghadiri acara ini, karena acara ini sifatnya umum untuk seluruh kalangan masyarakat,” tambah Tengku Affandi.

Dalam acara mengundang habib ini terdapat beberapa acara, yaitu adanya Zikir. “Zikir” disini bukan saja upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan mengingat Allah SWT, akan tetapi, Habib juga mengajak para masyarakat serta para santri untuk bershalawat kepada Nabi muhammad SAW. dengan menggemakan dan menyemarakkan shalawat bersama, hingga seolah-olah kita merasakan begitu dekat dengan Rasulullah SAW dan seperti hadir di tengah-tengah kita, penanaman nilai-nilai keagamaan dan rasa cinta yang sangat luar biasa yang diajarkan habib. Setelah acara Zikir bersama selesai, dilanjut dengan acara memberikan ceramah atau tausiyah singkat dari habib.

Dari hasil wawancara dengan tengku Affandi, beliau mengatakan bahwa, terdapat tiga acara rutin dayah FMA Furu’ Khamis, (1) Majelis Anwarul Habib, yaitu acara Zikir bersama dan menyemarakkan bacaan shalawat bersama Habib dan diiringi dengan pukulan gendang yang dapat menyemarakkan bacaan shalawat kepada Rasulullah SAW yang dilaksanakan tiga bulan sekali, dan acara ini terbuka untuk umum yang tidak hanya untuk kalangan Desa Bukit Selamat saja (2) Majelis Zikir Bulanan, yaitu acara Zikir bersama Habib dan juga dengan bacaan shalawat kepada Rasullah SAW tanpa diiringi pukulan gendang, dilaksanakan sebulan sekali khusus untuk masyarakat Bukit Selamat Saja, dan (3) Pengajian Tastafi, yaitu tausiyah atau ceramah rutin yang diisi oleh pimpinan dayah FMA yaitu Abi Muhammad isa, yang dilaksanakan satu minggu sekali untuk para jama’ah malam rabu.

Banyak dari masyarakat desa bukit selamat yang berbondong-bondong untuk menghadiri acara ini, tidak hanya dari kalangan orang tua tetapi juga anak-anak, dan remaja yang ingin melihat habib dan pastinya untuk bershalawat bersama. Dan dalam terlaksananya acara ini, terdapat antusias masyarakat desa bukit selamat yang bahu-membahu dalam membantu kelancaran acara ini, dengan memberikan sumbangan baik itu berupa makanan, atau dari segi ekonomi. Meskipun di tengah pandemi covid 19 tidak meruntuhkan semangat Zikir dan shalawat akbar, acara ini tetap terlaksana untuk keberkatan, dan kecintaan kita kepada Allah dan Rasulullah SAW.

Editor: Khairil Miswar

Baca Juga

“Pulitek” Orang Aceh: Politik Keterusterangan

Pengalaman-pengalaman serupa tentulah dapat kita temukan di berbagai kesempatan, bahwa dalam relasi sosialnya, terutama dalam dunia politik, keterusterangan merupakan tipikal dari orang Aceh.

Kisah Persahabatan di Balik Meja Kerja

Waktu terus berjalan, tetapi persahabatan dan kenangan di balik meja kerja itu tetap hidup dalam hati mereka. Meskipun jalan hidup membawa mereka ke berbagai arah, ikatan yang telah terbentuk selama bertahun-tahun tidak akan pernah hilang.

BUKAN DI TANGAN MPR

Malah, sekarang, kita lebih mengkhawatirkan kapasitas partai politik, yang lebih mengejar hasil instan elektoral dengan mengajukan pelawak sebagai calon wakil walikota.

MEKKAH YANG DEKAT

Mekkah adalah tanah impian. Semua muslim mendambakan menginjakkan kaki di sana. Dari Mekkah, tempat di mana sakralitas ibadah haji dilakukan, cerita mengenai hubungan muslim dengan Tuhan dan masyarakatnya bermula.

Menyoal Frasa Wali Keramat dalam Cerpen Ada Sepeda di Depan Mimbar

Namun, pada poin kedua, di sini, imajinasi Khairil Miswar sama sekali bertolakbelakang dengan imajinasi saya. Gambaran imajinatif sosok Teungku Malem yang dianggap wali keramat, namun dia menghasut Tauke Madi untuk tidak lagi memperkerjakan orang yang tidak salat, bukan main anehnya