Makanan Khas Aceh Sangat Digemari Masyarakat

Seiring dengan perkembangan zaman yang sangat pesat, banyak sekali hal-hal baru yang muncul dan berusaha untuk menggantikan kebudayaan yang telah ada sejak dahulu.

Kita pasti sering mendengar kata tradisi. Tradisi adalah sesuatu yang telah dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama.

Tradisi biasanya dibangun dari falsafah hidup masyarakat setempat yang diolah berdasarkan pandangan dan nilai-nilai kehidupan yang diakui kebenaran dan kemanfaatannya. Salah satunya adalah tradisi kuliner Aceh yang dikembangkan atau dilestarikan sejak zaman dahulu. Dengan adanya hal tersebut akan membuat tradisi tidak akan hilang dari daerah tersebut.

Artikel ini bertujuan untuk membangkitkan semangat para pemuda-pemudi untuk tetap melestarikan kebudayaan yang telah ada sejak zaman dahulu walaupun pernah diterpa konflik atau goncangan sehingga membuat tradisi yang telah ada di daerah tersebut hilang.

Provinsi Aceh sangat terkenal akan tradisi kulinernya yaitu “Makanan Prang Aceh.” Sajian yang tersedia di atas meja itu bukan makanan modern, tetapi sebuah kuliner tradisional khas Aceh sebagai bekal prajurit ketika berperang. Pengunjung pun memadati meja itu karena banyak terdapat makanan unik yang belum pernah mereka kenal. Tulisan Makanan Prang Aceh menggoda pengunjung untuk mendekat. Mereka penasaran dan ingin mencicipi makanan khas itu.

Ada lima pemandu berada di meja tersebut yang siap melayani siapa pun yang hendak bertanya-tanya seputar makanan itu. Bahkan, pengunjung bisa menikmati menu itu tanpa harus merogoh kocek. Alhasil, gerai itu penuh sesak diserbu pengunjung.

Menu Makanan Prang Aceh ini dalam rangka memeriahkan ulang tahun museum Aceh ke seratus tahun atau seabad.

Adapun Makanan Prang Aceh paling diminati oleh pengunjung adalah buah Janeng. Buah itu tumbuh liar dalam hutan berbentuk ubi jalar. Buah Janeng ini memiliki kandungan karbohidrat sama seperti terdapat pada nasi. Buat mengolah buah Janeng ini menjadi makanan bukan perkara mudah, karena buah ini sebelum diolah mengandung zat ysng bisa membuat gatal dan beracun. Namun setelah direbus lalu diperas airnya dan kemudian dijemur sampai kering, baru kemudian buah Janeng bisa disantap.

Buah janeng yang sudah kering itu sebelum dimakan harus dikukus terlebih dahulu setelah diiris kecil-kecil. Buah janeng ini lebih nikmat disantap setelah dicampur dengan kelapa parut. Bila tidak, rasanya tawar mirip ubi.

“Buah Janen setelah diolah seperti ini bisa bertahan lama. Makanya dulu waktu Aceh perang, prajurit sering dibekali dengan makanan ini,” kata seorang pemandu, Asma, di Banda Aceh.

Paska konflik Aceh terjadi, masyarakat Aceh berupaya untuk menjaga tradisi kuliner yang telah ada untuk dijadikan sebuah sejarah dan sebuah peninggalan yang patut dilestarikan.

Selain itu masih banyak lagi tradisi kuliner Aceh yang patut kita ketahui, salah satunya kuliner yang terkenal di Kabupaten Aceh Tamiang yaitu Rasyidah.

Bagi masyarakat Tamiang, tentu sudah tak asing lagi jika mendengar kata Rasyidah. Jika ada upacara-upacara adat, Rasyidah selalu ada di sana. Tampilannya yang menarik dan manis mampu menarik perhatian orang-orang yang hadir, termasuk saya, yang memang asli kelahiran Aceh Tamiang.

Rasyidah selalu menjadi incaran saya kalau bertamu ke rumah saudara atau kerabat yang sedang ada acara.

Siapakah Rasyidah yang pesonanya ternyata telah menjadi idaman Raja Tamiang sejak dahulu? Rasyidah selalu ada menemani Sang Raja seusai menyantap makanan. Ya, Rasyidah memang bukanlah nama orang atau pun dayang-dayang raja. Tapi yang jelas, Rasyidah telah menjadi bagian dari keseharian hidup Raja Tamiang. Karena Rasyidah sendiri adalah nama jenis kue yang sangat digemari Raja Tamiang.

Konon, kue satu ini menjadi menu wajib bagi Raja Tamiang tempo dulu. Namun tidak ada yang tahu secara pasti, dari mana asal mulanya nama kue manis dan legit ini yang bernama Rasyidah. 

Selain Rasyidah, Aceh Tamiang juga memilki makanan yang tak kalah populernya dengan kue legit dan manis itu. Bubur pedas namanya. Siapa yang tak kenal dengan makanan yang satu ini ? citra rasa gurih yang mampu menghipnotis lidah para penikmatnya. Bubur pedas sama seperti bubur pada umumnya tetapi bubur pedas ini bisa dimakan dengan mencampurkan sayuran di mana sayur tersebut bernama anyang, yaitu pakis, kelapa parut yang digongseng, dan toge. Bubur yang satu ini diolah dengan berbagai tanaman rempah serta sayuran seperti, cabe merah, bawang merah, sereh, lengkuas, dan campuran lainnya, tak heran makanan yang satu ini mampu menggoyang lidah penikmatnya.

Bubur pedas juga kerap hadir di tengah-tengah acara kebesaran masyarakat Aceh Tamiang, serta dalam bulan suci Ramadhan bubur satu ini juga kerap hadir di tengah-tengah masyarakat Aceh Tamiang dan bubur pedas ini seakan tidak pernah absen dalam menyambut bulan suci Ramadhan, dan akan menjadi menu favorit warga.

Sampai saat ini tradisi kuliner di Provinsi Aceh masih tetap terjaga dan sudah diakui oleh masyarakat luar.
  
Kesimpulan dari artikel ini adalah banyaknya tradisi juliner yang dimiliki Provinsi Aceh Salah satunya adalah Makanan Prang Aceh (Buah Janeng), Rasyidah dan Bubur Pedas.

Sebagai masyarakat lokal dan pastinya generasi emas kita harus menjaga dan melestarikan tradisi-tradisi yang ada termasuk tradisi kuliner makanan khas Aceh tersebut agar tetap melekat pada  kehidupan kita sampai anak cucu kita mendatang. Kita mampu jika kita melakukannya secara bersama-sama.

Editor: Khairil Miswar

Baca Juga

“Pulitek” Orang Aceh: Politik Keterusterangan

Pengalaman-pengalaman serupa tentulah dapat kita temukan di berbagai kesempatan, bahwa dalam relasi sosialnya, terutama dalam dunia politik, keterusterangan merupakan tipikal dari orang Aceh.

Kisah Persahabatan di Balik Meja Kerja

Waktu terus berjalan, tetapi persahabatan dan kenangan di balik meja kerja itu tetap hidup dalam hati mereka. Meskipun jalan hidup membawa mereka ke berbagai arah, ikatan yang telah terbentuk selama bertahun-tahun tidak akan pernah hilang.

BUKAN DI TANGAN MPR

Malah, sekarang, kita lebih mengkhawatirkan kapasitas partai politik, yang lebih mengejar hasil instan elektoral dengan mengajukan pelawak sebagai calon wakil walikota.

MEKKAH YANG DEKAT

Mekkah adalah tanah impian. Semua muslim mendambakan menginjakkan kaki di sana. Dari Mekkah, tempat di mana sakralitas ibadah haji dilakukan, cerita mengenai hubungan muslim dengan Tuhan dan masyarakatnya bermula.

Menyoal Frasa Wali Keramat dalam Cerpen Ada Sepeda di Depan Mimbar

Namun, pada poin kedua, di sini, imajinasi Khairil Miswar sama sekali bertolakbelakang dengan imajinasi saya. Gambaran imajinatif sosok Teungku Malem yang dianggap wali keramat, namun dia menghasut Tauke Madi untuk tidak lagi memperkerjakan orang yang tidak salat, bukan main anehnya