Sekuler

Beberapa hari lalu ada kuliah umum. Pembicaranya adalah seorang guru besar. Banyak wawasan baru yang didapatkan dari menyimak kuliah umum itu. Di antaranya adalah mengenai kisah tentang bagaimana sains berkembang di Barat.
Awalnya di Barat, pemuka agama berposisi sebagai pemangku otoritas agama, otoritas politik, dan otoritas ilmu pengetahuan sekaligus. Ratusan tahun hal ini terjadi. Namun belakangan, mungkin ada sedikit pengaruh dari Descartes dan pemikir lainnya, daya rasio masyarakat dan ilmuwan semakin dipicu. Hal ini menyebabkan banyak ilmuwan yang menemukan disintegrasi antara temuan sains mereka dengan sains versi agamawan. Hal ini terus berlanjut dan semakin banyak temuan saintifik yang tidak selaras dengan sains versi agamawan yang dipengaruhi doktrin agama.
Dalam perkembangannya, kemajuan-kemajuan sains menuntut ilmuwan memberontak dari cengkraman agamawan. Pemisahan otoritas agama dan otoritas sains merupakan mengalami desakan kuat. Hingga akhirnya pihak agamawan menjadi hanya fokus pada dimensi keagamaan. Sementara pada dimensi sains, ilmuwanlah pemangku otoritasnya. Demikian dimensi-dimensi lainnya dipisahkan dari penguasaan agamawan. Pemisahan ini disebut dengan sekularisme.
Kenapa sains harus berpisah dari agama ketika itu di Eropa? Karena sudah sangat banyak temuan-temuan saintis yang bertentangan dengan cara pandang agama yang berbasis doktrin. Karena memang, sains yang berbasis riset empiris (tajribi) itu tidak dipaksakan sesuai dengan sajian-sajian doktrin (bayani). Misalnya, doktrin geosentrik tidak lagi dapat diterima ilmuwan mutakhir.
Perkembangan pesat sains di Eropa juga tidak terlepas dari kontribusi sains yang dikembangkan ilmuwan muslim. Ilmuwan muslim dapat secara independen mengembangkan agama tanpa kekang doktrin karena sejak awal perkembangannya, dalam Islam, dimensi politik, dimensi agama, dan selanjutnya dimensi saintifik, memiliki otoritasnya masing-masing.
Pembagian dimensi otoritas menjadikan setiap dimensi dapat berkembang secara pesat karena masing-masing fokus pada ranah keahliannya. Kawasan yang mengambil semangat modern dalam Islam sejak awal telah menetapkan adat berada pada ranah otoritas sultan. Agama berada pada ranah otoritas agamawan. Kebijakan administrasi pemerintahan berada pada ranah otoritas permaisuri. Kaidah tata laku berbagai bidang kehidupan juga punya pakar masing-masing.
Semangat kepakaran dalam Islam yang menginspirasi Eropa, tidak lepas dari semangat pemikiran Ibnu Rusyd yang menjadi ikon kemajuan ilmu pengetahuan di Barat. Dalam pemikiran Ibnu Rusyd, realitas eksternal itu merupakan eksistensi multi dimensional. Akar pemikiran ini sebenarnya berasal dari Ibnu Sina yang berpandangan bahwa realitas eksternal itu adalah eksistensi majemuk. Namun demikian, semangat kepakaran itu telah dimulai oleh kekhalifahan awal Islam yang menyadari kepemimpinan politik, penguasaan agama, keahlian saintifik, memiliki ahlinya masing-masing.
Belakangan Barat sadar bahwa hanya dengan memberikan tanggungjawab kepada ahli atas bidangnya masing-masing, kemajuan dapat dihasilkan.
Baca Juga

Maharaja

“Bila sedang berada di puncak gunung, buatlah suara-suara yang merdu. Karena semua teriakan akan kembali padamu.” (Jalaluddin Rumi) Saya baru saja menonton film Maharaja yang

Kamis Kedua Terakhir (Bagian Pertama)

  Saat duduk di teras depan rumahnya, Apa Cantoi mengenang hari lebaran yang telah lewat beberapa hari lalu. Dia ingin sekali kembali pada hari-hari yang

“Pulitek” Orang Aceh: Politik Keterusterangan

Pengalaman-pengalaman serupa tentulah dapat kita temukan di berbagai kesempatan, bahwa dalam relasi sosialnya, terutama dalam dunia politik, keterusterangan merupakan tipikal dari orang Aceh.

Kisah Persahabatan di Balik Meja Kerja

Waktu terus berjalan, tetapi persahabatan dan kenangan di balik meja kerja itu tetap hidup dalam hati mereka. Meskipun jalan hidup membawa mereka ke berbagai arah, ikatan yang telah terbentuk selama bertahun-tahun tidak akan pernah hilang.

BUKAN DI TANGAN MPR

Malah, sekarang, kita lebih mengkhawatirkan kapasitas partai politik, yang lebih mengejar hasil instan elektoral dengan mengajukan pelawak sebagai calon wakil walikota.