Mempertahankan Usaha Keluarga di Tengah Situasi Sulit

Bang Boy dan keluarga adalah sosok di balik berdirinya usaha rumahan pembuatan tahu. Bang Boy beralamat di Gampong Blang namun sebelum ia menetap di sana ia telah membangun sebuah usaha pembuatan tahu yang hingga kini terletak di Jln. Hamzah fanzuri, Lorong 4, Gampong Seulalah Kecamatan Langsa Lama, Kota Langsa.

Bermula pada tahun 2005 hingga sekarang, kreativitas Bang Boy dalam membangun usaha sendiri membuatnya sampai pada ide pembuatan tahu yang kini menjadi cukup terkenal di sekitaran gampong dan Kota Langsa. Tentu terdapat alasan khusus mengapa Bang Boy memilih usaha produksi tahu ini, karena pada masa itu tak banyak para pelaku usaha pembuatan tahu di sekitar desa Gampog Seulalah.

Dengan keunikan dan kemampuan yang ia punya serta manajemen bisnis dalam dirinya bang Boy memulai usaha produksi tahu sebagai usaha rumahan.

Bang Boy yang semula hanya anak muda biasa dengan modal seadanya berani memulai usaha pabrik produksi tahu. Dengan keadaan saat itu yang ingin menciptakan solusi dalam persoalan ekonomi yang dihadapi olehnya seperti yang biasa dihadapi oleh pemuda. Bang Boy pun merintis usaha tahu sendiri. Namun siapa sangka pabrik produksi tahu yang telah berdiri dari tahun 2005 itu masih berdiri hingga sekarang.

Bang Boy memproduksi tahu yang tersebar di berbagai pasar sekitaran kota Langsa hingga luar kota. Bang Boy yang tadinya hanya pemuda yang baru memulai usahanya secara mandiri kini sudah dikenal oleh banyak relasi bisnisnya. Usaha tahu yang ia produksi menjadi pabrik yang lumayan besar meski dunia bisnis ini tak serta merta berjalan dengan lancar. 

Pada proses produksi tahu bahan utama yang sangat dibutuhkan Bang Boy adalah kacang kedelai, di mana cara pembuatannya sendiri melalui kacang kedelai yang telah difermentasi.

Untuk senantiasa menjaga produknya agar tetap menghasilkan apa yang dicari oleh pasar dan dapat bersaing dalam segi kualitas hingga harga, Bang Boy memilih mendatangkan kedelai yang di impor dari Amerika dan Brazil karena lebih mudah didapat dan harga lebih murah dibandingkan kedelai lokal.

Namun meski demikian ada secerca serita di balik proses pengadaan bahan baku ini. Ini terjadi karena adanya kelangkaan bahan baku yang tersedia yaitu kacang kedelai.

Bang Boy sempat merasa kesulitan akan keadaan ini, bahkan hingga sekarang kelangkaan kacang kedelai pun masih berlangsung dan membuat proses prosuksi tahu menjadi terkendala.

Dalam menyikapi keadaan ini Bang Boy sempat mengambil inisiatif untuk menanam sendiri kacang kedelai agar ia dapat lebih mudah memperoleh kacang kedelai. Karena dalam sehari untuk proses pembuatan tahu Bang Boy membutuhkan 100 kg kacang kedelai, tentu jumlah yang tak sedikit apalagi dalam kelangkaan bahan yang akan menyulitkan proses produksi.

Namun misi ini tidak lancar karena pada dasarnya perlu ketelatenan dalam pemeliharaan kacang kedelai, Bang Boy lagi-lagi mendapatkan hambatan karena bibit yang terbilang mahal, pupuk dan perawatan yang juga memakan modal yang besar. Maka dari itu sulit untuk Bang Boy menghasilkan bahan baku sendiri. inilah yang melatar belakangi mengapa bahan baku pembuatan tahu perlu diatangkan dari luar negeri karena memang pada dasarnya kacang kedelai merupakan barang yang langka di Indonesia sendiri karena pemerintah hanya memberikan sedikit bibit kedelai yang bisa didapati oleh para petani.

Hal sangat bertentangan dengan kebutuhan produksi tahu yang membutuhkan kacang kedelai yang banyak. 

Melalui bahan baku itu tahu diproduksi menjadi beberapa jenis tahu yang meudian tersebar di pasar seperti tahu sayur, tahu kuning, tahu kosong dan tahu sumedang. Tahu-tahu ini kemudian akan diolah oleh para pembeli untuk kebutuhan masakan sehari-hari, rumah makan atau ide jualan olahan tahu dari para pelaku usaha yang berinovasi dengan bahan utama ini. 

Bang Boy memasarkan tahu produksinya mencapai Kutacane. Kini dengan adanya Bang Boy yang mempelopori usaha tahu di desa tersebut telah membuat banyak warga yang berada di lingkungan itu ikut menekuni usaha tersebut.

Karena hal tersebut, seiring ramainya rumah produksi tahu Bang Boy mengalami penurunan omzet penjualan mencapai 50%. Dengan banyaknya usaha yang sama di tengah kebutuhan pasar yang bisa dikatakan menurun hingga pengadaan bahan baku yang masih terbilang murah ini membuat Bang Boy mengalami kendala dalam memasarkan produksi tahunya.

Tahu yang tadinya masih tersebar di sekitaran Kota Langsa kini harus mencari pasar baru sebagai target pemasaran, maka dari itu Bang Boy memilih memasarkan tahunya ke luar kota yaitu Kutacabe.

Dengan keadaan ini Bang Boy tentu berharap agar dapat memasarkan tahunya lebih luas lagi bukan hanya ke Kutacane namun berbagai daerah yang terdapat di penjuru Aceh agar omzet penjualannya kembali stabil.

Hingga kini bang Boy masih terus mencari cara agar produksi tahunya mengalami peningkatan, dengan berbagai upaya salah satunya dalam meningkatkan proses produksi, memperluas relasi bisnis hingga tetap bertahan dalam keadaan yang sulit.

Pada tahun lalu pengaruh dari adanya wabah Covid masih terasa hingga sekarang, sejak saat itu permintaan pasar menurun. Karena adanya lockdown membuat sebagian besar pelaku usaha mengalami kesulitan, termasuk Bang Boy.

Namun meski demikian ia berusaha untuk tetap berdiri di tengah keadaan-keadaan yang menyulitkan, dibuktikan dengan tetap berlangsungnya proses produksi tahu di pabrik tahu milik Bang Boy hingga detik ini. 

Hal ini adalah hal yang patut dijadikan panutan bagi siapapun yang ingin memulai usaha, seperti halnya Bang Boy pada tahun 2005 yang memulai usahanya sendiri meski dengan bantuan dan dukungan dari orangtua secara non materi.

Bahkan di tengah keadaan yang sulit mulai dari kesulitan bahan baku, penurunan pesanan pasar, tingginya pesaing, pengurangan omzet dagang hingga wabah Covid yang masih menyebar sampai sekarang, Bang Boy tetap memproduksi tahu dan memilih untuk memasarkannya meski harus ke luar kota karena di Langsa sendiri pesanan tahu mengalami penurunan.

Semoga usaha Bang Boy dapat lebih berkembang  dan mampu keluar dari situasi yang sulit seperti apa yang pernah menjadi pengalamannya yaitu jatuh bangun di dunia usaha. Namun mental seorang pengusaha akan mengahadapi segala tantangan dengan terus berdiri. Tentu perjalanannya yang panjang terhitung sejak tahun 2005 membuat Bang Boy paham betul apa yang harus ia lakukan dalam menyikapi persoalan yang ada pada bisnisnya.

Semoga keadaan dapat membaik, mulai dari meningkatnya jumlah pesanan tahu agar tahu bisa semakin tersebar luas dan memperbaiki keuntungan dan bahan baku yang tidak sulit lagi agar para pelaku bisnis seperti Bang Boy tak perlu memesan jauh hingga ke luar negeri.

Pemerintah hendaknya menyediakan solusi lain terkait suatu barang yang langka agar siapa pun yang membutuhkan tetap dapat menjangkaunya.

Pada kenyataannya pelaku usaha rumahan seperti pabrik produksi tahu milik Bang Boy ini sebenarnya adalah hal yang perlu dikembangkan karena ini membantu perekonomian warga dengan kemampuan menciptakan lapangan pekerjaan.

Editor: Khairil Miswar

Baca Juga

“Pulitek” Orang Aceh: Politik Keterusterangan

Pengalaman-pengalaman serupa tentulah dapat kita temukan di berbagai kesempatan, bahwa dalam relasi sosialnya, terutama dalam dunia politik, keterusterangan merupakan tipikal dari orang Aceh.

Kisah Persahabatan di Balik Meja Kerja

Waktu terus berjalan, tetapi persahabatan dan kenangan di balik meja kerja itu tetap hidup dalam hati mereka. Meskipun jalan hidup membawa mereka ke berbagai arah, ikatan yang telah terbentuk selama bertahun-tahun tidak akan pernah hilang.

BUKAN DI TANGAN MPR

Malah, sekarang, kita lebih mengkhawatirkan kapasitas partai politik, yang lebih mengejar hasil instan elektoral dengan mengajukan pelawak sebagai calon wakil walikota.

MEKKAH YANG DEKAT

Mekkah adalah tanah impian. Semua muslim mendambakan menginjakkan kaki di sana. Dari Mekkah, tempat di mana sakralitas ibadah haji dilakukan, cerita mengenai hubungan muslim dengan Tuhan dan masyarakatnya bermula.

Menyoal Frasa Wali Keramat dalam Cerpen Ada Sepeda di Depan Mimbar

Namun, pada poin kedua, di sini, imajinasi Khairil Miswar sama sekali bertolakbelakang dengan imajinasi saya. Gambaran imajinatif sosok Teungku Malem yang dianggap wali keramat, namun dia menghasut Tauke Madi untuk tidak lagi memperkerjakan orang yang tidak salat, bukan main anehnya