Saat ini, angka kemiskinan di Provinsi Aceh sudah cukup tinggi. Provinsi Aceh mendapat predikat sebagai peringkat pertama dalam Provinsi dengan jumlah penduduk miskin terbanyak di Pulau Sumatera.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh, jumlah penduduk miskin yang terdapat di Aceh bertambah sebanyak 19.000 orang pada bulan September tahun 2020 lalu. Jumlah tersebut bertambah dalam kurun waktu tiga bulan. Jumlah angka kemiskinan yang terdapat di Aceh berjumlah 15,43 persen dari total jumlah seluruh penduduk di Provinsi Aceh. Persentase jumlah penduduk miskin di Aceh naik sebesar 0,47 poin atau 9,84 persen menjadi 10,31 persen. Sedangkan di daerah pedesaan Aceh naik 0,50 poin atau dari 17,46 persen menjadi 17,96 persen.
Penghargaan dengan predikat provinsi termiskin di Pulau Sumatera merupakan suatu hal yang sangat disayangkan dan mengecewakan. Padahal, Aceh merupakan daerah yang memiliki sumber daya alam yang sangat banyak dan cukup melimpah ruah.
Jumlah angka kemiskinan yang terus meningkat dan angka pengangguran yang masih tinggi menunjukkan bahwa perlu adanya pembangunan dan perencanaan ekonomi yang baik secara sinergis dan terintegritas.
Dalam rangka mengatasi angka kemiskinan yang terus meningkat dan jumlah pengangguran yang tergolong tinggi, maka dari itu, perlu adanya kerjasama dari beberapa pihak dan kolaborasi multisektoral untuk mengatasi hal ini. Pemerintah, pihak swasta, hingga masyarakat harus saling bekerja sama dalam rangka mengatasi tingginya angka kemiskinan di Provinsi Aceh.
Namun, masih ada keterbatasakan fiskal dan juga tantangan pembangunan. Hal ini menyebabkan, perlu adanya terobosan pembiayaan guna mengatasi tantangan kebutuhan infrastruktur dan keterbatasan fiskal. Seperti yang dikatakan oleh Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Mardiasmo, perlu adanya terobosan pembiayaan yang kreatif melalui lembaga pembiayaan pembangunan yang sifatnya multi dimensi dan multi sektor.
Kolaborasi yang multisektoral merupakan kemitraan yang dihasilkan ketika pemerintah, organisasi non profit, pihak swasta, organisasi publik, kelompok masyarakat, dan anggota masyarakat secara individu berkumpul untuk memecahkan masalah yang mempengaruhi seluruh bagian dari masyarakat.
Pentingnya kolaborasi multisektoral saat ini di Aceh adalah untuk mencari solusi dan pemecahan masalah terkait tingginya angka kemiskinan di Provinsi Aceh dan peningkatan jumlah pengangguran yang terlalu banyak saat ini. Salah satu cara yang dapat dilaksanakan dalam rangka pembangunan ekonomi di Aceh, yaitu setiap lapisan masyarakat harus mampu mandiri secara ekonomi dan finansial.
Ketika seluruh lapisan masyarakat sudah mandiri secara ekonomi dan finansial, maka angka pengangguran dan jumlah tingkat kemiskinan di Provinsi Aceh akan membaik. Masyarakat dapat mandiri secara finansial dan ekonomi melalui kegiatan berwirausaha.
Berwirausaha merupakan pilihan yang tepat untuk bekerja dan memperbaiki kondisi ekonomi masyarakat. Hal ini di karenakan, saat ini jumlah para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lowongan kerja yang tersedia. Jika semua masyarakat hanya berharap pada lowongan kerja yang tersedia, maka hal itu belum tentu dapat memperbaiki kondisi ekonomi. Sebaliknya, jika masyarakat mengubah pola pikirnya untuk mulai berwirausaha daripada hanya berharap pada pembukaan lowongan kerja, maka mereka tidak hanya memberikan pekerjaan bagi dirinya sendiri, namun mereka juga telah berupaya untuk membuka lapangan pekerjaan. Karena, ketika usaha mereka telah sukses, tentu mereka akan mencoba untuk mencari beberapa karyawan yang dapat membantu mengurus usaha milik mereka. Dengan begitu, mereka telah berkontribusi untuk bangsa dalam rangka menurunkan angka pengangguran dengan cara membuka lapangan pekerjaan dan memberikan pekerjaan bagi orang orang yang belum bekerja.
Saat ini, kalangan muda di daerah Aceh Tamiang sudah mulai melakukan aktivitas berwirausaha di seputaran Taman Kota Aceh Tamiang.
Taman Kota yang terletak di pusat kota Aceh Tamiang ini sangat ramai dikunjungi oleh masyarakat Aceh Tamiang pada sore hingga menjelang malam hari. Di tempat ini, banyak tersedia berbagai macam kuliner yang sangat memanjakan selera konsumen dengan harga yang relatif murah. Para pelanggan dapat menemukan berbagai macam makanan dan minuman dengan harga yang terjangkau dengan rasa yang pastinya tidak mengecewakan.
Jika ingin menghabiskan waktu luang dengan bersantai ria, maka Taman Kota Aceh Tamiang dapat dijadikan pilihan untuk menemani sore hari kita.
Banyaknya kalangan muda yang berjualan di seputaran Taman Kota Aceh Tamiang menunjukkan bahwa saat ini kesadaran untuk berwirausaha sudah mulai berkembang dalam diri mereka. Dengan membuka usaha sendiri, mereka tidak perlu lagi berharap pada lowongan pekerjaan yang akan dibuka oleh pemerintah, di mana mereka sudah telah berusaha untuk meningkatkan kualitas ekonomi mereka dengan cara yang mandiri. Akan tetapi, walaupun kalangan muda sudah mencoba untuk lebih mandiri untuk meningkatkan perekonomian mereka, pemerintah juga harus tetap mendukung segala macam aktivitas mereka, misalnya dalam program pelatihan peningkatan skill di bidang kuliner, marketing, pembiayaan, dan lain sebagainya.
Pemerintah bisa mencoba untuk membantu usaha mereka dengan progam pembiayaan atau dana bantuan usaha untuk mengembangkan usaha mereka. Dan dalam rangka memberikan keuntungan pada negara, mereka dapat membayar pajak usaha mereka sehingga dana tersebut dapat diolah dan dialokasikan untuk sektor lain yang lebih membutuhkan.
Dengan begitu, kolaborasi multisektoral di Provinsi Aceh khususnya di wilayah Kabupaten Aceh Tamiang dapat berjalan dengan baik dan terus berkembang secara positif.
Proses pembangunan di Provinsi Aceh tentunya bukan tanggung jawab pemerintah Aceh sendiri, namun itu juga menjadi tanggung jawab kita bersama selaku masyarakat Provinsi Aceh. Perlunya kerjasama dan kolaborasi dari segala jenis sektor pastinya akan memberikan pengaruh yang lebih cepat dalam proses pembangunan Aceh untuk menjadi lebih baik lagi ke depannya.
Dengan kerjasama yang kompak dan kolaborasi yang positif tentunya akan memberikan dampak yang signifikan pula kepada pembangunan Aceh yang lebih maju. Dengan kolaborasi multisektoral yang bagus, maka Provinsi Aceh akan menjadi daerah yang mandiri dan mampu memberantas segala kendala yang menghambat perkembangan pembangunan multisektoral di Provinsi Aceh. Sehingga, hal tersebut dapat memberi dampak dalam menurunkan angka kemiskinan sekaligus memberantas tingginya angka pengangguran yang terdapat di Provinsi Aceh.
Editor: Khairil Miswar